# Nakafa Framework: LLM
URL: /id/subject/university/bachelor/ai-ds/linear-methods/linear-model
Source: https://raw.githubusercontent.com/nakafaai/nakafa.com/refs/heads/main/packages/contents/subject/university/bachelor/ai-ds/linear-methods/linear-model/id.mdx
Output docs content for large language models.
---
export const metadata = {
    title: "Linear Model",
    description: "Pelajari model linear: hubungan fundamental y=h(t)·x, bentuk polinomial/trigonometri, konversi data-ke-model, dan teknik linearisasi untuk AI.",
    authors: [{ name: "Nabil Akbarazzima Fatih" }],
    date: "07/14/2025",
    subject: "Metode Linear AI",
};
## Memahami Model Linear
Bayangkan kita sedang mencoba memahami hubungan antara beberapa hal dalam dunia nyata. 
Model linear adalah cara yang sangat elegan untuk menggambarkan hubungan tersebut dalam bentuk matematika.
Bentuk dasarnya sangat sederhana:
Mengapa disebut "linear"? Karena jika kita lihat hubungan antara  dan , 
hubungannya berbentuk garis lurus. Di sini  berperan sebagai "penghubung" 
yang ukurannya .
Mari kita kenali ketiga pemain utama dalam model ini:
-  adalah **hasil yang kita amati** (respons model)
-  adalah **nilai yang ingin kita cari** (parameter model)  
-  adalah **masukan yang kita berikan** (variabel independen)
Yang menarik adalah meskipun kita sebut "linear", hubungan dengan masukan  
sebenarnya boleh rumit atau melengkung. Yang linear hanya hubungannya dengan parameter .
## Dari Data ke Model
Sekarang, bagaimana kita menggunakan model ini dalam kehidupan nyata? 
Prosesnya sebenarnya seperti bermain detektif dengan data.
Pertama, kita melakukan rangkaian eksperimen atau pengukuran:
1. Kita memilih berbagai nilai untuk 
2. Untuk setiap nilai tersebut, kita mengukur dan mendapatkan 
3. Tujuan kita adalah mencari  yang bisa menjelaskan semua data ini
Misalkan kita melakukan  kali pengukuran. 
Untuk setiap pengukuran ke-, kita punya:
Kenapa menggunakan tanda "kurang lebih" dan bukan "sama dengan"? 
Karena dalam dunia nyata, tidak ada pengukuran yang sempurna. 
Selalu ada derau, kesalahan alat, atau faktor acak lainnya yang mempengaruhi hasil.
Kalau kita hitung total semua data yang kita kumpulkan, jumlahnya . 
Biasanya angka ini jauh lebih besar dari jumlah parameter yang ingin kita cari (), 
jadi .
Tantangan kita sekarang adalah bagaimana mencari nilai  yang terbaik, 
sehingga persamaan  terpenuhi seakurat mungkin.
Ketika kita menyusun semua data ini, terbentuklah sistem persamaan yang terlihat seperti ini:
Ini menghasilkan sebuah sistem dengan matriks  berukuran  
dan vektor  berukuran .
## Berbagai Bentuk Model Linear
Model linear ternyata sangat fleksibel dan bisa mengambil berbagai bentuk. 
Mari kita lihat beberapa contoh yang paling sering muncul:
### Garis Lurus Sederhana
Bentuk paling dasar adalah garis lurus:
Di sini kita mencari dua parameter:  (titik potong) dan  (kemiringan). 
Model ini cocok ketika data membentuk pola garis lurus atau hampir lurus.
### Kurva Polinomial
Jika data membentuk kurva melengkung, kita bisa menggunakan polinomial:
Meskipun  terlihat nonlinear, ingat bahwa yang kita maksud "linear" 
adalah hubungannya dengan parameter .
### Pola Berulang dengan Trigonometri
Untuk data yang memiliki pola berulang atau siklik, kita bisa menggunakan fungsi sinus dan cosinus:
Model ini sangat berguna untuk menganalisis data yang memiliki pola musiman atau periodik.
### Masukan Berganda
Jika keluaran bergantung pada beberapa masukan sekaligus, kita bisa menggabungkannya. 
Contohnya dengan dua masukan  dan :
Suku  menangkap interaksi antara kedua masukan.
### Keluaran Berganda
Terkadang kita ingin memprediksi beberapa hal sekaligus dari masukan yang sama:
Ini seperti memiliki dua model linear yang berjalan bersamaan.
## Contoh Nyata dari Fisika
Persamaan gas umum dalam fisika adalah:
Di sini:
-  adalah tekanan yang kita ukur
-  adalah suhu yang kita atur
-  adalah volume yang kita atur  
-  adalah jumlah molekul gas (yang ingin kita tentukan)
-  adalah konstanta yang sudah diketahui
Jika kita menganggap  dan  sebagai masukan yang bisa kita kontrol, 
dan  sebagai keluaran yang kita ukur, maka tekanan bergantung secara linear pada . 
Ini memungkinkan kita menggunakan model linear untuk menentukan jumlah molekul gas.
## Ketika Model Awalnya Nonlinear
Tidak semua masalah dunia nyata langsung berbentuk linear. 
Kadang kita menemui model yang parameternya muncul dalam bentuk kuadrat, perkalian antar parameter, 
atau bahkan dalam fungsi eksponensial:
Tapi jangan putus asa! Dalam banyak kasus, kita bisa "melinearkan" model tersebut. 
Caranya dengan menggunakan aproksimasi garis singgung di sekitar titik tertentu :
Dengan trik ini, kita mengganti kurva yang rumit dengan garis lurus yang mendekatinya. 
Hasilnya adalah persamaan yang linear terhadap , sehingga bisa diselesaikan 
dengan metode aljabar linear standar seperti kuadrat terkecil.
Namun metode linearisasi ini hanya bekerja jika model nonlinear tidak terlalu "melengkung" 
di sekitar titik . Model yang sangat nonlinear membutuhkan teknik optimisasi numerik.