Kode sumberVideo

Command Palette

Search for a command to run...

Matriks

Perkalian Matriks

Memahami Perkalian Dua Matriks

Perkalian matriks adalah operasi fundamental dalam aljabar linear. Berbeda dengan penjumlahan atau pengurangan matriks yang elemennya langsung dioperasikan, perkalian matriks memiliki aturan tersendiri.

Syarat Perkalian Matriks

Dua matriks, katakanlah matriks AA dan matriks BB, dapat dikalikan (A×BA \times B) hanya jika jumlah kolom pada matriks AA sama dengan jumlah baris pada matriks BB.

Misalkan matriks AA memiliki ordo m×nm \times n (artinya mm baris dan nn kolom) dan matriks BB memiliki ordo n×pn \times p (artinya nn baris dan pp kolom).

Karena jumlah kolom matriks AA (nn) sama dengan jumlah baris matriks BB (nn), maka matriks AA dan BB dapat dikalikan.

Hasil perkaliannya, sebut saja matriks C=ABC = AB, akan memiliki ordo m×pm \times p.

Cara Menghitung Elemen Hasil Perkalian

Elemen cijc_{ij} pada matriks CC (yaitu elemen pada baris ke-ii dan kolom ke-jj) dihitung dengan mengalikan setiap elemen pada baris ke-ii dari matriks AA dengan elemen yang bersesuaian pada kolom ke-jj dari matriks BB, kemudian menjumlahkan semua hasil perkalian tersebut.

Secara matematis, jika A=[aik]A = [a_{ik}] dan B=[bkj]B = [b_{kj}], maka elemen cijc_{ij} dari matriks C=ABC = AB adalah:

cij=k=1naikbkj=ai1b1j+ai2b2j++ainbnjc_{ij} = \sum_{k=1}^{n} a_{ik}b_{kj} = a_{i1}b_{1j} + a_{i2}b_{2j} + \dots + a_{in}b_{nj}

Notasi \sum (sigma) berarti penjumlahan.

Dalam rumus di atas, kita menjumlahkan hasil perkalian aikbkja_{ik}b_{kj} untuk semua nilai kk dari 1 sampai nn.

Langkah-Langkah Mengalikan Matriks

Mari kita lihat contoh sederhana untuk memahami prosesnya.

Misalkan kita punya matriks P=[p11p12p21p22]P = \begin{bmatrix} p_{11} & p_{12} \\ p_{21} & p_{22} \end{bmatrix} dan Q=[q11q12q21q22]Q = \begin{bmatrix} q_{11} & q_{12} \\ q_{21} & q_{22} \end{bmatrix}.

Matriks PP berordo 2×22 \times 2 dan matriks QQ juga berordo 2×22 \times 2. Jumlah kolom PP (yaitu 2) sama dengan jumlah baris QQ (yaitu 2), jadi kita bisa mengalikannya. Hasilnya, R=PQR = PQ, akan berordo 2×22 \times 2.

R=[r11r12r21r22]R = \begin{bmatrix} r_{11} & r_{12} \\ r_{21} & r_{22} \end{bmatrix}

Elemen-elemen matriks RR dihitung sebagai berikut:

r11=(baris 1 dari P)(kolom 1 dari Q)=p11q11+p12q21r_{11} = (\text{baris 1 dari } P) \cdot (\text{kolom 1 dari } Q) = p_{11}q_{11} + p_{12}q_{21}
r12=(baris 1 dari P)(kolom 2 dari Q)=p11q12+p12q22r_{12} = (\text{baris 1 dari } P) \cdot (\text{kolom 2 dari } Q) = p_{11}q_{12} + p_{12}q_{22}
r21=(baris 2 dari P)(kolom 1 dari Q)=p21q11+p22q21r_{21} = (\text{baris 2 dari } P) \cdot (\text{kolom 1 dari } Q) = p_{21}q_{11} + p_{22}q_{21}
r22=(baris 2 dari P)(kolom 2 dari Q)=p21q12+p22q22r_{22} = (\text{baris 2 dari } P) \cdot (\text{kolom 2 dari } Q) = p_{21}q_{12} + p_{22}q_{22}

Contoh Perkalian Dua Matriks

Diberikan dua matriks:

A=[722101231]A = \begin{bmatrix} -7 & 2 & -2 \\ 1 & 0 & -1 \\ 2 & 3 & -1 \end{bmatrix}
B=[121320]B = \begin{bmatrix} 1 & 2 \\ -1 & 3 \\ 2 & 0 \end{bmatrix}

Matriks AA berordo 3×33 \times 3 dan matriks BB berordo 3×23 \times 2.

Jumlah kolom matriks AA (yaitu 3) sama dengan jumlah baris matriks BB (yaitu 3).

Jadi, ABAB dapat dihitung dan akan menghasilkan matriks berordo 3×23 \times 2.

Mari kita hitung C=ABC = AB:

C=[c11c12c21c22c31c32]C = \begin{bmatrix} c_{11} & c_{12} \\ c_{21} & c_{22} \\ c_{31} & c_{32} \end{bmatrix}
c11=(7)(1)+(2)(1)+(2)(2)=724=13c_{11} = (-7)(1) + (2)(-1) + (-2)(2) = -7 - 2 - 4 = -13
c12=(7)(2)+(2)(3)+(2)(0)=14+6+0=8c_{12} = (-7)(2) + (2)(3) + (-2)(0) = -14 + 6 + 0 = -8
c21=(1)(1)+(0)(1)+(1)(2)=1+02=1c_{21} = (1)(1) + (0)(-1) + (-1)(2) = 1 + 0 - 2 = -1
c22=(1)(2)+(0)(3)+(1)(0)=2+0+0=2c_{22} = (1)(2) + (0)(3) + (-1)(0) = 2 + 0 + 0 = 2
c31=(2)(1)+(3)(1)+(1)(2)=232=3c_{31} = (2)(1) + (3)(-1) + (-1)(2) = 2 - 3 - 2 = -3
c32=(2)(2)+(3)(3)+(1)(0)=4+9+0=13c_{32} = (2)(2) + (3)(3) + (-1)(0) = 4 + 9 + 0 = 13

Jadi, hasil perkalian matriks ABAB adalah:

AB=[13812313]AB = \begin{bmatrix} -13 & -8 \\ -1 & 2 \\ -3 & 13 \end{bmatrix}

Sekarang, bagaimana dengan BABA?

Matriks BB berordo 3×23 \times 2 dan matriks AA berordo 3×33 \times 3.

Jumlah kolom matriks BB (yaitu 2) tidak sama dengan jumlah baris matriks AA (yaitu 3).

Oleh karena itu, perkalian BABA tidak terdefinisi. Ini menunjukkan salah satu sifat penting perkalian matriks.

Sifat-Sifat Perkalian Matriks

Perkalian matriks memiliki beberapa sifat penting:

  1. Umumnya Tidak Komutatif:

    Artinya, ABBAAB \neq BA. Kita sudah melihat contoh di atas di mana ABAB terdefinisi tetapi BABA tidak. Bahkan jika keduanya terdefinisi, hasilnya belum tentu sama.

  2. Asosiatif:

    Jika perkalian matriks A,B,A, B, dan CC terdefinisi, maka berlaku (AB)C=A(BC)(AB)C = A(BC). Artinya, urutan pengelompokan perkalian tidak mengubah hasil akhir.

  3. Distributif:

    Perkalian matriks bersifat distributif terhadap penjumlahan atau pengurangan matriks:

    A(B+C)=AB+ACA(B + C) = AB + AC
    (A+B)C=AC+BC(A + B)C = AC + BC

    Ini berlaku jika semua operasi penjumlahan dan perkalian yang terlibat terdefinisi.

  4. Perkalian dengan Matriks Identitas (II):

    Jika AA adalah matriks persegi berordo n×nn \times n dan II adalah matriks identitas berordo n×nn \times n, maka berlaku:

    AI=IA=AAI = IA = A

    Matriks identitas berperan seperti angka 1 dalam perkalian bilangan biasa.

  5. Perkalian dengan Skalar (kk):

    Jika kk adalah sebuah skalar (bilangan riil), maka:

    k(AB)=(kA)B=A(kB)k(AB) = (kA)B = A(kB)

Menghitung Pendapatan

Perkalian matriks sangat berguna dalam berbagai bidang, salah satunya untuk mengelola data dan menghitung nilai agregat.

Bayangkan sebuah industri rumahan memproduksi tiga jenis makanan: keripik tempe, keripik pisang, dan keripik kentang.

Makanan tersebut dipasarkan ke tiga tempat: Tempat A, Tempat B, dan Tempat C.

Banyaknya keripik (dalam toples) yang terjual di setiap tempat disajikan dalam matriks PP. Kolom-kolom pada matriks PP berturut-turut menunjukkan Tempat A, Tempat B, dan Tempat C, sedangkan baris-barisnya berturut-turut menunjukkan keripik tempe, keripik pisang, dan keripik kentang.

P=[151220251015151520]Keripik TempeKeripik PisangKeripik KentangP = \begin{bmatrix} 15 & 12 & 20 \\ 25 & 10 & 15 \\ 15 & 15 & 20 \end{bmatrix} \begin{matrix} \text{Keripik Tempe} \\ \text{Keripik Pisang} \\ \text{Keripik Kentang} \end{matrix}

Baris pertama ([151220]\begin{bmatrix} 15 & 12 & 20 \end{bmatrix}) berarti 15 toples keripik tempe terjual di Tempat A, 12 di Tempat B, dan 20 di Tempat C.

Harga untuk setiap toples keripik (dalam rupiah) dinyatakan dalam matriks kolom QQ berikut:

Q=[20.00015.00030.000]Harga Keripik TempeHarga Keripik PisangHarga Keripik KentangQ = \begin{bmatrix} 20.000 \\ 15.000 \\ 30.000 \end{bmatrix} \begin{matrix} \text{Harga Keripik Tempe} \\ \text{Harga Keripik Pisang} \\ \text{Harga Keripik Kentang} \end{matrix}

Untuk menentukan total pendapatan dari setiap jenis keripik di semua tempat, kita bisa mengalikan matriks PP dengan matriks QQ.

Namun, perhatikan ordo matriks. Matriks PP berordo 3×33 \times 3 dan matriks QQ berordo 3×13 \times 1. Jumlah kolom PP (3) sama dengan jumlah baris QQ (3), sehingga PQPQ dapat dihitung dan akan menghasilkan matriks RR berordo 3×13 \times 1.

Matriks R=PQR = PQ akan menunjukkan total pendapatan untuk setiap jenis keripik.

R=PQ=[151220251015151520][20.00015.00030.000]R = PQ = \begin{bmatrix} 15 & 12 & 20 \\ 25 & 10 & 15 \\ 15 & 15 & 20 \end{bmatrix} \begin{bmatrix} 20.000 \\ 15.000 \\ 30.000 \end{bmatrix}
R=[(15)(20.000)+(12)(15.000)+(20)(30.000)(25)(20.000)+(10)(15.000)+(15)(30.000)(15)(20.000)+(15)(15.000)+(20)(30.000)]R = \begin{bmatrix} (15)(20.000) + (12)(15.000) + (20)(30.000) \\ (25)(20.000) + (10)(15.000) + (15)(30.000) \\ (15)(20.000) + (15)(15.000) + (20)(30.000) \end{bmatrix}
R=[300.000+180.000+600.000500.000+150.000+450.000300.000+225.000+600.000]R = \begin{bmatrix} 300.000 + 180.000 + 600.000 \\ 500.000 + 150.000 + 450.000 \\ 300.000 + 225.000 + 600.000 \end{bmatrix}
R=[1.080.0001.100.0001.125.000]Total Pendapatan Keripik TempeTotal Pendapatan Keripik PisangTotal Pendapatan Keripik KentangR = \begin{bmatrix} 1.080.000 \\ 1.100.000 \\ 1.125.000 \end{bmatrix} \begin{matrix} \text{Total Pendapatan Keripik Tempe} \\ \text{Total Pendapatan Keripik Pisang} \\ \text{Total Pendapatan Keripik Kentang} \end{matrix}

Dari matriks RR, kita bisa melihat bahwa total pendapatan dari penjualan keripik tempe adalah Rp1.080.000, keripik pisang Rp1.100.000, dan keripik kentang Rp1.125.000.

Jika pertanyaannya adalah "tentukan matriks pendapatan untuk setiap tempat", maka kita perlu mengatur matriks harga QQ secara berbeda atau melakukan perkalian dengan transpos dari PP.

Misalkan kita ingin mencari total pendapatan di Tempat A, Tempat B, dan Tempat C. Kita bisa menggunakan matriks harga sebagai matriks baris QT=[20.00015.00030.000]Q^T = \begin{bmatrix} 20.000 & 15.000 & 30.000 \end{bmatrix} dan mengalikannya dengan matriks PP: S=QTPS = Q^T P.

Matriks QTQ^T berordo 1×31 \times 3 dan PP berordo 3×33 \times 3. Hasilnya SS akan berordo 1×31 \times 3.

S=[20.00015.00030.000][151220251015151520]S = \begin{bmatrix} 20.000 & 15.000 & 30.000 \end{bmatrix} \begin{bmatrix} 15 & 12 & 20 \\ 25 & 10 & 15 \\ 15 & 15 & 20 \end{bmatrix}
s11=(20.000)(15)+(15.000)(25)+(30.000)(15)=300.000+375.000+450.000=1.125.000s_{11} = (20.000)(15) + (15.000)(25) + (30.000)(15) = 300.000 + 375.000 + 450.000 = 1.125.000
s12=(20.000)(12)+(15.000)(10)+(30.000)(15)=240.000+150.000+450.000=840.000s_{12} = (20.000)(12) + (15.000)(10) + (30.000)(15) = 240.000 + 150.000 + 450.000 = 840.000
s13=(20.000)(20)+(15.000)(15)+(30.000)(20)=400.000+225.000+600.000=1.225.000s_{13} = (20.000)(20) + (15.000)(15) + (30.000)(20) = 400.000 + 225.000 + 600.000 = 1.225.000

Maka, S=[1.125.000840.0001.225.000]S = \begin{bmatrix} 1.125.000 & 840.000 & 1.225.000 \end{bmatrix}.

Ini berarti total pendapatan dari Tempat A adalah Rp1.125.000, dari Tempat B adalah Rp840.000, dan dari Tempat C adalah Rp1.225.000.

Interpretasi elemen matriks hasil perkalian sangat bergantung pada bagaimana matriks awal didefinisikan dan bagaimana perkalian dilakukan.

Latihan

Diberikan matriks-matriks berikut:

C=[1312]C = \begin{bmatrix} 1 & -3 \\ 1 & 2 \end{bmatrix}
D=[1482]D = \begin{bmatrix} 1 & -4 \\ 8 & 2 \end{bmatrix}

Tentukan matriks CDCD dan matriks DCDC.

Apakah CD=DCCD = DC?

Kunci Jawaban

  1. Menghitung CDCD:

    Matriks CC berordo 2×22 \times 2 dan DD berordo 2×22 \times 2. Hasilnya akan berordo 2×22 \times 2.

    CD=[1312][1482]CD = \begin{bmatrix} 1 & -3 \\ 1 & 2 \end{bmatrix} \begin{bmatrix} 1 & -4 \\ 8 & 2 \end{bmatrix}
    CD=[(1)(1)+(3)(8)(1)(4)+(3)(2)(1)(1)+(2)(8)(1)(4)+(2)(2)]CD = \begin{bmatrix} (1)(1) + (-3)(8) & (1)(-4) + (-3)(2) \\ (1)(1) + (2)(8) & (1)(-4) + (2)(2) \end{bmatrix}
    CD=[124461+164+4]CD = \begin{bmatrix} 1 - 24 & -4 - 6 \\ 1 + 16 & -4 + 4 \end{bmatrix}
    CD=[2310170]CD = \begin{bmatrix} -23 & -10 \\ 17 & 0 \end{bmatrix}
  2. Menghitung DCDC:

    Matriks DD berordo 2×22 \times 2 dan CC berordo 2×22 \times 2. Hasilnya akan berordo 2×22 \times 2.

    DC=[1482][1312]DC = \begin{bmatrix} 1 & -4 \\ 8 & 2 \end{bmatrix} \begin{bmatrix} 1 & -3 \\ 1 & 2 \end{bmatrix}
    DC=[(1)(1)+(4)(1)(1)(3)+(4)(2)(8)(1)+(2)(1)(8)(3)+(2)(2)]DC = \begin{bmatrix} (1)(1) + (-4)(1) & (1)(-3) + (-4)(2) \\ (8)(1) + (2)(1) & (8)(-3) + (2)(2) \end{bmatrix}
    DC=[14388+224+4]DC = \begin{bmatrix} 1 - 4 & -3 - 8 \\ 8 + 2 & -24 + 4 \end{bmatrix}
    DC=[3111020]DC = \begin{bmatrix} -3 & -11 \\ 10 & -20 \end{bmatrix}

Dari hasil di atas, terlihat bahwa CD=[2310170]CD = \begin{bmatrix} -23 & -10 \\ 17 & 0 \end{bmatrix} dan DC=[3111020]DC = \begin{bmatrix} -3 & -11 \\ 10 & -20 \end{bmatrix}.

Jadi, CDDCCD \neq DC. Ini adalah contoh lain yang menunjukkan bahwa perkalian matriks umumnya tidak bersifat komutatif.