Command Palette

Search for a command to run...

Metode Linear AI

Nilai Eigen dari Matriks Diagonal dan Segitiga

Matriks Diagonal dan Sifat Khususnya

Untuk matriks diagonal, nilai eigen bisa langsung dibaca dari entri diagonal utamanya. Ini adalah salah satu keistimewaan paling menarik dalam aljabar linear.

Nilai eigen dari matriks diagonal kuadrat atau matriks segitiga AKn×nA \in \mathbb{K}^{n \times n}

A=(a1100ann)A = \begin{pmatrix} a_{11} & & 0 \\ & \ddots & \\ 0 & & a_{nn} \end{pmatrix}
atau A=(a110ann)\text{atau } A = \begin{pmatrix} a_{11} & * \\ & \ddots & \\ 0 & & a_{nn} \end{pmatrix}
atau A=(a110ann)\text{atau } A = \begin{pmatrix} a_{11} & & 0 \\ & \ddots & \\ * & & a_{nn} \end{pmatrix}

adalah entri diagonal utamanya:

λ1=a11,,λn=ann\lambda_1 = a_{11}, \ldots, \lambda_n = a_{nn}

Mengapa hal ini benar? Karena χA(t)=det(AtI)=(a11t)(annt)\chi_A(t) = \det(A - t \cdot I) = (a_{11} - t) \cdots (a_{nn} - t) dengan akar-akar a11,,anna_{11}, \ldots, a_{nn}.

Sifat ini sangat memudahkan kita karena tidak perlu menghitung determinan atau menyelesaikan persamaan karakteristik yang kompleks.

Matriks Segitiga Atas dan Bawah

Matriks segitiga memiliki sifat yang sama dengan matriks diagonal. Baik matriks segitiga atas maupun segitiga bawah, nilai eigennya tetap merupakan entri diagonal utama.

Hal ini terjadi karena ketika kita menghitung det(AtI)\det(A - tI), entri di atas atau di bawah diagonal utama tidak mempengaruhi hasil perhitungan determinan. Struktur segitiga membuat determinan bisa dihitung sebagai perkalian entri diagonal.

Contoh Perhitungan Langsung

Mari kita lihat beberapa contoh konkret untuk memahami konsep ini dengan lebih baik.

Nilai Eigen Kompleks

Misalkan A=(1111)A = \begin{pmatrix} 1 & -1 \\ 1 & 1 \end{pmatrix}. Polinomial karakteristiknya adalah:

χA(t)=det(1t111t)\chi_A(t) = \det \begin{pmatrix} 1-t & -1 \\ 1 & 1-t \end{pmatrix}
=(1t)(1t)1(1)=t22t+2= (1-t) \cdot (1-t) - 1 \cdot (-1) = t^2 - 2t + 2

yang memiliki akar λ1=1+i\lambda_1 = 1 + i dan λ2=1i\lambda_2 = 1 - i.

Nilai Eigen Nol

Untuk A=(1ii1)A = \begin{pmatrix} 1 & -i \\ i & 1 \end{pmatrix}, polinomial karakteristiknya adalah:

χA(t)=det(1tii1t)\chi_A(t) = \det \begin{pmatrix} 1-t & -i \\ i & 1-t \end{pmatrix}
=(1t)(1t)i(i)=t22t= (1-t) \cdot (1-t) - i \cdot (-i) = t^2 - 2t

dengan akar λ1=2\lambda_1 = 2 dan λ2=0\lambda_2 = 0.

Faktorisasi Polinomial Karakteristik

Ketika matriks ACn×nA \in \mathbb{C}^{n \times n} memiliki nn nilai eigen yang tidak harus berbeda λ1,,λnC\lambda_1, \ldots, \lambda_n \in \mathbb{C}, polinomial karakteristik χA(t)\chi_A(t) bisa difaktorkan sebagai:

χA(t)=(λ1t)(λnt)\chi_A(t) = (\lambda_1 - t) \cdots (\lambda_n - t)

Jumlah multiplisitas aljabar dari semua nilai eigen adalah nn:

λCμA(λ)=n\sum_{\lambda \in \mathbb{C}} \mu_A(\lambda) = n

Dalam bentuk yang lebih kompak:

χA(t)=λC(λt)μA(λ)\chi_A(t) = \prod_{\lambda \in \mathbb{C}} (\lambda - t)^{\mu_A(\lambda)}

Sifat ini berlaku secara alami untuk nilai eigen kompleks dari matriks dengan entri real. Nilai eigen bisa berupa bilangan real atau berpasangan kompleks konjugat.

Hubungan Determinan dan Jejak

Ada hubungan fundamental antara nilai eigen dengan determinan dan jejak matriks. Jika polinomial karakteristik χA(t)\chi_A(t) dapat difaktorkan secara linear di K\mathbb{K}, yang berarti matriks AA memiliki nn nilai eigen λ1,,λnK\lambda_1, \ldots, \lambda_n \in \mathbb{K}, maka:

detA=i=1nλi\det A = \prod_{i=1}^n \lambda_i
trA=i=1nλi\text{tr} A = \sum_{i=1}^n \lambda_i

Determinan adalah hasil kali semua nilai eigen, sementara jejak adalah jumlah semua nilai eigen.

Mari kita verifikasi dengan contoh sebelumnya:

Untuk A=(1111)A = \begin{pmatrix} 1 & -1 \\ 1 & 1 \end{pmatrix} dengan λ1=1+i\lambda_1 = 1 + i, λ2=1i\lambda_2 = 1 - i:

detA=111(1)=2=λ1λ2\det A = 1 \cdot 1 - 1 \cdot (-1) = 2 = \lambda_1 \cdot \lambda_2
trA=1+1=2=λ1+λ2\text{tr} A = 1 + 1 = 2 = \lambda_1 + \lambda_2

Untuk A=(1ii1)A = \begin{pmatrix} 1 & -i \\ i & 1 \end{pmatrix} dengan λ1=2\lambda_1 = 2, λ2=0\lambda_2 = 0:

detA=11i(i)=0=λ1λ2\det A = 1 \cdot 1 - i \cdot (-i) = 0 = \lambda_1 \cdot \lambda_2
trA=1+1=2=λ1+λ2\text{tr} A = 1 + 1 = 2 = \lambda_1 + \lambda_2

Hubungan ini sangat berguna untuk verifikasi perhitungan dan memberikan wawasan geometris tentang transformasi linear yang diwakili oleh matriks.